Jumat, 12 Agustus 2016

Pemeliharaan Itik Pedaging (Nana Septiana - produksi Ternak 2013)

PEMELIHARAAN ITIK PEDAGING






Oleh :

Nana Septiana                        
NPM   13741044
















POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Aneka ternak yang dapat dikembangkan di Indonesia sangat banyak jumlahnya. Sebagian ada yang memanfaatkan sebagai hewan hias dan ada pula yaang berminat untuk memanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Banyak jenis dan macaam yang dapat kita jumpai di berbagai derah. Mulai dari yang sangat mudah dikembangkan sampai yang sulit dikembangkan.  Salah satu aneka ternak yang banyak dikembangkan sebagai usaha adalah  beternak  itik. 
Sebutan itik dikenal juga dengan sebutan bebek (bahasa jawa). Awal mulanya bebek atau itik berasal dari daratan Amerika yang merupakan itik liar (Anas Moscha). Selanjutnya untuk waktu yang cukup lama dijinakkan oleh manusia dan lahirlah jenis itik ternakan (Anas Domesticus) seperti yang saat ini ada. Permintaan produk itik pedaging dan petelur sebagai sumber protein hewani untuk kebutuhan pangan manusia saat ini terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Banyak sekali rumah makan serta restoran besar sekarang mulai mencari ternak ini untuk dijadikan sebagai daftar menu  favorit yang memiliki cita rasa daging yang khas dan tidak kalah enaknya dengan daging ayam. oleh karena itu praktik pemeliharaan itik ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwasannya usaha ini memilki prospek yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan pengalaman baru.


B.     Tujuan

1.      Mengetahui proses pemeliharaan itik pedaging.
2.      Mengetahui sistem penjualan itik pedaging di masyarakat.
3.      Menanamkan jiwa wirausaha serta kemandirian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Asal-usul itik hibrida MP

Asal-usul itik hibrida MP adalah merupakan persilangan yang mulanya antara jenis itik local mojosari (betina) dengan jenis itik peking (pejantan), makanya jenis persilangan ini dinamakan Hibrida MP (mojosari-peking). Pada awal mulanya jenis itik hanya sebagai percobaan kelompok tani ternak itik “SEJAHTERA” Desa Modopuro Kec.Mojosari yang selama ini terkenal sebagai central itik local Mojosari, yang mana ingin menciptakan terobosan varian itik baru yang bisa secara pertumbuhan relative lebih cepat dengan hasil yang maksimal, itik jenis ini memang diperuntukkan sebagai itik jenis potong/pedaging unggulan
Berikut ciri-ciri Hibrida MP;
  • Postur tubuh tegak agak lebar porposional
  • Paruh lebar sebagian besar warna hitam dan putih
  • Warna bulu dominan hitam,sebagian kecil ada yang bercorak putih (mirip peking), dan bercorak coklat putih variatif
  • Rata-rata berat dewasa sekitar 3-4kg
  • Kaki agak pendek ketimbang jenis itik local
  • Masa panen 35 hari rata-rata 1,4-1,5kg
B.     Langkah-langkah Penggemukan Itik Pedaging

Sebelum memulai beternak bebek pedaging sebaiknya mempelajari beberapa  teknik dasar  penggemukan  adalah sangat penting Faktor sukses dan tidaknya dalam budidaya bebek sangat bergantung dari teknis yang dikuasai. Langkah atau cara awal budidaya bebek yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut:

·         Pemilihan bibit yang baik ( Bibit Unggul)
·          Komposisi pakan yang seimbang 
·         Sistem kandang yang nyaman bagi ternak
·         Pengendalian penyakit unggas
·          Penanganan pasca panen

Ø  Pemilihan itik
            Proses pemilihan bibit bebek ( Itik ) unggul memiliki peran sangat penting bagi peternak bebek pedaging , untuk meraih keuntungan budidaya bebek potong sebaiknya pemilihan bibit yang dipilih adalah itik jantan. Kunci sukses budidaya bebek pedaging adalah memilih bibit ( Anak itik jantan ) karena faktor kecepatan pertumbuhan bebek jantan lebih unggul jika dibandingkan bebek betina
Harga bibit bebek jantan juga lebih Murah jika dibandingkan dengan bebek betina.
Persyaratan dalam memilih DOD itik jantan umur 1 –7 hari sebagai itik pedaging antara lain :
·         Bobot minimal 40 gram.
·         Bulu bersih dan kering.
·         Nafsu makan besar
·         Umur DOD 4 hari
·         Tubuh tegap, mata jernih, kaki kokoh
·         Tidak cacat
·         Bebas dari penyakit unggas

Pada saat kedatangan DOD sampai di kandang, masukkan ke dalam box pemeliharaan dan diamkan selama 2 jam. Tapi sebelumnya panas buatan sebagai pengganti indukan harus dinyalakan Setelah itu berikan minum untuk per 100 DOD dengan 1 liter air dengan 1 0ns gula merah dan 10 ml. Mengapa menunggu 2 jam  Untuk menetralkan kondisi tubuh dan mengenal suasana. Pemberian minum tersebut berfungsi sebagai Prebiotik, anti stres dan mengganti cairan tubuh yang hilang sehingga kehilangan berat badan dapat dicegah dan memulihkan kesehatan yang normal kembali . DOD yang terlambat penanganannya ketika datang dapat terlihat dari ketidakseragamnya pertumbuhan. Sistem Perkandangan.


Ø  Komposisi Pakan itik yang Seimbang

            Kecukupan pakan yang berkualitas dari segi nilai gizi akan mempercepat pertumbuhan unggas bebek lebih bongsor , sehat dan tahan penyakit. Pemberian pakan buatan sendiri ( dedak / bekatul, tepung jagung , tepung ikan dll) penggunaan dan penambahan 
batang pisang , daun pepaya , daun mengkudu serta sayur-sayuran sebagai penunjang serat organik dan antibiotik alami yang mudah di dapatkan dilingkungan sekitar serta lebih unggul & lebih murah jika di bandingkan dengan buatan pabrik.
Faktor cuaca dan suhu tempat budidaya unggas bebek sangat berpengaruh  akan keseimbangan  komposisi , baik itu nilai serat , protein dan karbohidrat. Pemberian suplemen sangat di perlukan untuk menjaga kesehatan dan mempercepat pertumbuhan Bebek.



Ø  Kandang Bebek Pedaging Yang Baik

Cara membuat kandang bebek yang baik adalah berdasarkan besar dan kecilnya anggaran yang dimiliki , untuk sistem kandang bebek pedaging sebaiknya menggunakan kandang panggung dengan menghadap arah matahari terbit. Kelebihan kandang panggung adalah sangat baik untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bebek pedaging. Namun jika menggunakan kandang lantai non panggung , sebaiknya penggunaan lapisan pasir , kapur dan sekam padi atau jerami sangat penting , fungsi kapur  adalah penting untuk menjaga PH tanah, mengendalikan penyakit serta proses penyerapan kotoran bebek lebih baik. Dengan menambahkan kapur serta sekam padi yang telah bercampur dengan kotoran bebek , setelah masa 3 - 5 tahun mempunyai manfaat besar untuk digunakan sebagai bahan pembuatan Bokashi ( Pupuk Organik) .


Beberapa Penyakit pada itik Pedaging antara lain :

Berak Kapur:

Ditandai kotoran itik berwarna hijau dengan bercak putih, gangguan kesehatan ini di duga karena bakteri Salmonella typhimurium. Pengobatan yang dianjurkan memberikan Nitrofuran, Sulfa atau anti biotik lainnya, salah satunya dengan mencampur pakan dengan Furasodidon 0,0011 %.



Itik lumpuh:

Penyebab, makanan basi atau kadaluwarga, makan bangkai atau terlalu banyak berada di tanah becek. Mengatasinya telankan butiran es batu. Dianjurkan tidak memberikan pakan nabati yang berjamur. Seperti jagung dan bungkil yang sudah lama. Pakan kadaluwarsa ini mengandung Aspergillasis flavur yang dapat meracuni sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Tidak Nafsu Makan:

Campurkan di air minum 1 liter dengan prebotik SOC 2.5 ml gram atau trace elemen lainnya dan vitamin.

Gangguan Tenggorokan:

Adanya cacing yang menempel di tenggorokan, cara menanggulanginya dengan mencabut cacing yang menempel dengan pinset, setelah itu diberikan obat Tetrachlor.


BAB III
METODE PELAKSANAAN

Alat yang digunakan dalam pemeliharaan

No.
Nama
1
Sapu
2
Nampan
3
Tempat pakan
3
Tempat minum
4
Ember
5
Pemanas buatan

Bahan yang digunakan dalam pemeliharaan

No
Nama
1
DOD jantan
2
DOD Betina
3
Pakan
4
Obat-obatan


A.    Persiapan kandang 

Ø  Penyiapan Sarana dan Peralatan
Ø  Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
Ø  Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
Ø  Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.
Ø  Kandang masa grower sampai finisher disesuaikan dengan  kebutuhan  dan kepadatan itik tersebut.
Ø  Pemberian pakan dan minum
Pakan diberikan rutin secara adlibitum untuk itik yang masih berumur 1 minggu.  Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol dan menyeragamkan pertumbuhan itik.
Ssedangkan untuk pemberian minum diharuskan selalu ada di dalam kandang serta harus pula disediakan ember-ember berisi air, hal ini menyesuaikan kebiasaan itik di tempat hidupnya.

Ø  Sanitasi
Sanitasi perlu dilakukan dalam pemeliharaan itik pedaging, meskipun pemeliharaannya cukup singkat namun sanitasi ini dapat mengatasi pencemaran lingkungan terutama pencemaran bau kotoran yang dihasilkan oleh itik tersebut, selain itu sanitasi juga akan mmencegah penyakit  berkembang dalam kandang.
Sanitasi ini meliputi pembersihan tempat pakan dan minum yang dilakukan setiap 1x sehari pagi dan sore serta pembersihan lingkungan dan kandang yang dilakukan minimal 3 hari sekali. Selain itu alas litter  itik  juga harus diperhatikan kelembapannya, jika sudah terlalu kotor dan daya serap litter sudah berkurang sebaiknya segera diganti dengan litter yang baru.


Ø  Panen
Panen dilakukan pada minggu ke 4-5, dengan mempertimbangkan bobot badan, tingkat kesehatan, dan harga jual pasar pada saat itu. Jika bobot badannya sudah mencapai standar 1,2-1,5 kg/ekor maka sudah layak dilakukan panen. Panen tidak dilakukan serentak  namun  bertahap selama beberapa minggu.





BAB IV
PEMBAHASAN


A.    Pemeliharaan

Pada saat proses pemeliharaan piket kelompok 4 melaksanakan rutinitas pemberian pakan dan pencucian tempat minum pada pagi hari sekitar pukul 06.45 pagi dan sore pukul 16.00 dengan jumlah pakan yang diberikan berupa dedak kasar  6kg/hari. Pemberian pakan dedak kasar tersebut diberikan karena sudah mendekati masa panen dan ssudah tidak tersedianya pakan konsentrat. Pelaksanaan piket rutin dilakukan sampai hari ke 4 setelah itu mulai dilakukan pemasaran / penjualan secara serentak.

Pemeliharaan  1 pada tanggal 10 - 17 november 2015
No.
Kode itik
BB  (gr)
1
Itik 1
573
2
Itik 2
600
3
Itik 3
530
4
Itik 4
648
5
Itik 5
587
6
Itik 6
892

JumlahBB 3830 gr
 = 638,33 gr/ekor

Ø  jumlah itik awal pemeliharaan 67 ekor.
Ø  jumlah itik yang mati 3 ekor.
Ø  Mortalitas =    x 100% = 4,4 %
Ø  Jumlah ahkir 64 ekor.
Ø  Konsumsi pakan per hari 4 kg.
Ø  BB rata – rata 6720 gr.

Pemeliharaan 2 pada tanggal 17 november – 24 desember 2015
Ø  jumlah itik  64 ekor
Ø  jumlah itik yang mati : -
Ø  mortalitas = 0%
Ø  konsumsi pakan per hari 6 kg.
Ø  BB rata – rata 1,09 kg/ekor.

No.
Kode itik
BB (gr)
1
Itik 1
1025
2
Itik 2
1210
3
Itik 3
1230
4
Itik 4
1060
5
Itik 5
1050
6
Itik 6
1020

Jumlah BB
6,595 = 1,09 kg

Pemeliharaan 3 pada tanggal 1 – 8 desember 2015
Ø  Jumlah itik awal 64 ekor.
Ø  Jumlah itik yang mati 3 ekor.
Ø Mortalitas =    x 100% = 4,7 %
Ø  jumlah akhir 62 ekor.

No.
Kode itik
BB (gr)
1
Itik 1
1,085
2
Itik 2
917
3
Itik 3
1,253
4
Itik 4
1,061
5
Itik 5
1,037
6
Itik 6
1,020

Jumlah BB
6,595 = 1,093 kg


Ø  Pemeliharaan 4 pada tanggal 8 desember 2015  – panen

Jumlah itik awal 64 ekor.
Jumlah itik yang mati 1 ekor.
Mortalitas =    x 100% = 1,6 %
jumlah akhir 63 ekor.
Konsumsi pakan perhari sebelum panen 6 kg/ hari.

Tabel di atas memperlihatkan bobot rata – rata yang diperoleh dari masing masing pemeliharaan setiap kelompok berbeda hasilnya.
·         Pada pemeliharaan 1 BB rata – rata 6720 gr/ekor  bobot ini cukup namun pada sebagian itik yang dipelihara terdapat beberapa yang memilki ukuran sangat kecil atau kerdil, hal ini dapat disebabkan karena faktor genetik atau bisa juga karena kurangnya nutrisi pada awal masa pemeliharaan sehingga pertumbuhannya tertinggal dan tidak dapat bersaing dalam mendapatkan pakan. Jumlah itik yang mati yaitu 3 ekor hal ini diduga karena kurang baiknya manajemen pemeliharaan karena tidak sesuainya  ketepatan waktu dalam pemberian pakan, dan pergantian sehingga kondisi itik stress.
·         Pada pemeliharaan 2 BB rata – rata 1,09 kg/ekor bobot ini sudah mencapai standar jika dibandingkan pemeliharaan sebelumnya peningkatannya sudah sangat baik.mortalitas 0% atau tidak terdapat kematian pada pemeliharaan 2 dikarenakan manajemen pemeliharaannya sudah lebih baik dari pemeliharaan sebelumnya.

·          Pada pemeliharaan 3 BB rata – rata 1,093 kg/ekor. Jika dibandingkan pada pemeliharaan sebelumnya hanya meningkat 3 gram saja, tentu pada pemeliharaan ini pencapaian BB tidak sesuai dengan standar yang sudah mendekati masa panen. Bobot badan yang seharusnya yaitu 1,2 -1,5 kg/ekor. Hal ini diduga karena manajemen pemeliharaannya yang buruk dan frekuensi pemberian pakan yang kurang teratur. Sehingga BB itik tidak mengalami penambahan yang signifikan. Jumlah itik yang mati yaitu 3 ekor dari jumlah awal 67 ekor menjadi 64 ekor, kematian ini disebabkan karena manajemen pemeliharaan itik yang buruk dan menyebabkan itik stress.

·         Pemeliharaan 4 dilakukan hanya beberapa hari sebelum panen. Pemeliharaan pada fase ini hanya diberikan pakan berupa dedak kasar yang dicampurkan dengan air, dengan jumlah pemberian 6 kg/hr pagi dan sore,  sehingga BB pada pemeliharaan ini juga tidak meningkat. Jumlah itik yang mati 1 ekor dikarenakan itik tersebut memilki ukuran yang lebih kecil dibandingkan itik lainnya sehingga terjadi persaingan dengan itik yang lain.

B.     Proses penjualan

Jumlah itik yang dijual adalah 63 ekor dengan harga pada penjualan pertama dihargai Rp. 30.000 namun karena BB itik yang dipelihara ukurannya tidak terlalu besar maka harga yang di tawarkan menjadi Rp. 45.000/2ekor itik. Pemasaran itik pedaging dilakukan dengan cara menawarkan kepada masyarakat di sekitar Politeknik Negeri Lampung dengan cara mendatangi setiap rumah warga.
 Kendala awal saat pemasaran adalah proses karkasing , proses pencabutan bulu itik ternyata lebih sulit dan ulet dibandingkan dengan ayam, jadi banyak waktu yang dihabiskan untuk membersihkan bulu itik tersebut.
Peminat daging bebek memang lebih sedikit di kalangan masyarakat umum, dikarenakan harga jual itik yang tinggi dan tidak terjangkau seperti daging ayam pada umumnya. Namun untuk beberapa orang penggemar daging itik tidak sungkan membeli bahkan dihabiskan dengan hanya satu orang.
Setiap satu ekor itik dijual kembali dengan harga Rp. 30.000 dengan bobot badan 800-1000 gr. Sehingga 1 ekor itik  yang terjual mendapatkan keuntungan Rp. 5.000, 00.




















BAB V
PENUTUP

Pemeliharaan itik pedaging cocok dijadikan usaha peternakan jika dilihat sangat menguntungkan dan memilki prospek usaha yang bagus karena harga jualnya yang tinggi. Namun untuk menunjang keberhasilan dalam pemeliharaan itik pedaging sebaiknya managemen pemeliharaannya juga harus lebih baik dari segi sanitasi yang rutin, pemberian pakan yang mencukupi standar, dan pergantian alas litter yang rutin. Usaha ini sangat menjanjikan untuk dijadikan usaha yang berkelanjutan. Selain pemeliharaannya yang mudah dan tidak menghabiskan banyak waktu itik ini juga termasuk ternak yang kebal terhadap penyakit. Namun beberapa kendala terdapat pada proses pemasaran misalnya saat proses  karkasing memerlukan waktu yang lama jika dilakukan manual, dan pemasaran juga kurang efektif jika dijual ke rumah – rumah, kecuali jika  dijual di rumah makan / kedai makanan kuliner.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar