PEMELIHARAAN ITIK PEDAGING
Oleh :
Nana Septiana
NPM
13741044
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aneka
ternak yang dapat dikembangkan di Indonesia sangat banyak jumlahnya. Sebagian
ada yang memanfaatkan sebagai hewan hias dan ada pula yaang berminat untuk
memanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Banyak jenis dan macaam yang dapat
kita jumpai di berbagai derah. Mulai dari yang sangat mudah dikembangkan sampai
yang sulit dikembangkan. Salah
satu aneka ternak yang banyak dikembangkan sebagai usaha adalah
beternak itik.
Sebutan itik dikenal juga dengan sebutan
bebek (bahasa jawa). Awal mulanya bebek atau itik berasal dari daratan Amerika
yang merupakan itik liar (Anas Moscha). Selanjutnya untuk waktu yang cukup lama
dijinakkan oleh manusia dan lahirlah jenis itik ternakan (Anas Domesticus)
seperti yang saat ini ada. Permintaan produk itik pedaging dan
petelur sebagai sumber protein hewani untuk kebutuhan pangan manusia saat ini
terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Banyak sekali rumah makan serta
restoran besar sekarang mulai mencari ternak ini untuk dijadikan sebagai daftar
menu favorit yang memiliki cita rasa
daging yang khas dan tidak kalah enaknya dengan daging ayam. oleh karena itu
praktik pemeliharaan itik ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwasannya usaha
ini memilki prospek yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan
pembelajaran dan pengalaman baru.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui proses pemeliharaan itik
pedaging.
2.
Mengetahui sistem penjualan itik
pedaging di masyarakat.
3.
Menanamkan jiwa wirausaha serta
kemandirian.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Asal-usul itik hibrida MP
Asal-usul itik hibrida MP adalah merupakan persilangan yang mulanya antara
jenis itik local mojosari (betina) dengan jenis itik peking (pejantan), makanya
jenis persilangan ini dinamakan Hibrida
MP (mojosari-peking). Pada awal mulanya jenis itik hanya sebagai
percobaan kelompok tani ternak itik “SEJAHTERA” Desa Modopuro Kec.Mojosari yang
selama ini terkenal sebagai central itik local Mojosari, yang mana ingin
menciptakan terobosan varian itik baru yang bisa secara pertumbuhan relative
lebih cepat dengan hasil yang maksimal, itik jenis ini memang diperuntukkan
sebagai itik jenis potong/pedaging unggulan
Berikut ciri-ciri Hibrida MP;
- Postur
tubuh tegak agak lebar porposional
- Paruh
lebar sebagian besar warna hitam dan putih
- Warna
bulu dominan hitam,sebagian kecil ada yang bercorak putih (mirip peking),
dan bercorak coklat putih variatif
- Rata-rata
berat dewasa sekitar 3-4kg
- Kaki
agak pendek ketimbang jenis itik local
- Masa
panen 35 hari rata-rata 1,4-1,5kg
B. Langkah-langkah
Penggemukan Itik Pedaging
Sebelum memulai beternak bebek pedaging sebaiknya mempelajari beberapa teknik dasar penggemukan adalah sangat penting Faktor sukses dan
tidaknya dalam budidaya bebek sangat bergantung dari teknis yang dikuasai. Langkah
atau cara awal budidaya
bebek yang harus di perhatikan
adalah sebagai berikut:
·
Pemilihan bibit yang baik (
Bibit Unggul)
·
Komposisi pakan yang seimbang
·
Sistem kandang yang nyaman
bagi ternak
·
Pengendalian penyakit unggas
·
Penanganan pasca panen
Ø Pemilihan
itik
Proses pemilihan bibit
bebek ( Itik ) unggul memiliki peran sangat penting bagi
peternak bebek pedaging , untuk meraih keuntungan budidaya bebek potong
sebaiknya pemilihan bibit yang dipilih adalah itik jantan. Kunci sukses budidaya bebek pedaging adalah memilih bibit ( Anak itik jantan ) karena
faktor kecepatan pertumbuhan bebek jantan lebih unggul jika dibandingkan bebek betina.
Harga bibit bebek
jantan juga lebih Murah jika dibandingkan dengan bebek betina.
Persyaratan dalam memilih
DOD itik jantan umur 1 –7 hari sebagai itik pedaging antara lain :
·
Bobot
minimal 40 gram.
·
Bulu bersih
dan kering.
·
Nafsu makan
besar
·
Umur DOD 4
hari
·
Tubuh tegap,
mata jernih, kaki kokoh
·
Tidak cacat
·
Bebas dari
penyakit unggas
Pada saat kedatangan DOD sampai di
kandang, masukkan ke dalam box pemeliharaan dan diamkan selama 2 jam. Tapi
sebelumnya panas buatan sebagai pengganti indukan harus dinyalakan Setelah itu
berikan minum untuk per 100 DOD dengan 1 liter air dengan 1 0ns gula merah dan
10 ml. Mengapa menunggu 2 jam Untuk
menetralkan kondisi tubuh dan mengenal suasana. Pemberian minum tersebut
berfungsi sebagai Prebiotik, anti stres dan mengganti cairan tubuh yang hilang
sehingga kehilangan berat badan dapat dicegah dan memulihkan kesehatan yang
normal kembali . DOD yang terlambat penanganannya ketika datang dapat terlihat
dari ketidakseragamnya pertumbuhan. Sistem Perkandangan.
Ø
Komposisi Pakan itik yang
Seimbang
Kecukupan pakan yang berkualitas dari segi nilai gizi akan mempercepat pertumbuhan unggas bebek lebih bongsor , sehat dan tahan penyakit. Pemberian pakan buatan sendiri ( dedak / bekatul, tepung jagung , tepung ikan dll) penggunaan dan penambahan batang pisang , daun pepaya , daun mengkudu serta sayur-sayuran sebagai penunjang serat organik dan antibiotik alami yang mudah di dapatkan dilingkungan sekitar serta lebih unggul & lebih murah jika di bandingkan dengan buatan pabrik.
Faktor cuaca dan
suhu tempat budidaya unggas bebek sangat berpengaruh akan keseimbangan komposisi , baik itu nilai
serat , protein dan karbohidrat.
Pemberian suplemen sangat di perlukan untuk menjaga kesehatan dan mempercepat
pertumbuhan Bebek.
Ø
Kandang Bebek Pedaging Yang
Baik
Cara
membuat kandang bebek yang baik adalah
berdasarkan besar dan kecilnya anggaran yang dimiliki , untuk sistem kandang
bebek pedaging sebaiknya menggunakan kandang panggung dengan menghadap arah
matahari terbit. Kelebihan kandang panggung adalah sangat baik untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan bebek pedaging. Namun jika menggunakan kandang lantai
non panggung , sebaiknya penggunaan lapisan pasir , kapur dan sekam padi atau
jerami sangat penting , fungsi kapur adalah
penting untuk menjaga PH tanah, mengendalikan penyakit serta proses penyerapan kotoran bebek lebih baik. Dengan menambahkan kapur serta sekam padi
yang telah bercampur dengan kotoran bebek , setelah masa 3 - 5 tahun mempunyai
manfaat besar untuk digunakan sebagai bahan pembuatan Bokashi (
Pupuk Organik) .
Beberapa Penyakit pada itik Pedaging antara lain :
Berak Kapur:
Ditandai kotoran itik berwarna hijau dengan bercak
putih, gangguan kesehatan ini di duga karena bakteri Salmonella typhimurium. Pengobatan
yang dianjurkan memberikan Nitrofuran, Sulfa atau anti biotik lainnya, salah
satunya dengan mencampur pakan dengan Furasodidon 0,0011 %.
Itik lumpuh:
Penyebab, makanan basi atau kadaluwarga, makan bangkai
atau terlalu banyak berada di tanah becek. Mengatasinya telankan butiran es
batu. Dianjurkan tidak memberikan pakan nabati yang berjamur. Seperti jagung
dan bungkil yang sudah lama. Pakan kadaluwarsa ini mengandung Aspergillasis
flavur yang dapat meracuni sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Tidak Nafsu Makan:
Campurkan di air minum 1 liter dengan prebotik SOC 2.5
ml gram atau trace elemen lainnya dan vitamin.
Gangguan Tenggorokan:
Adanya cacing yang menempel di tenggorokan, cara
menanggulanginya dengan mencabut cacing yang menempel dengan pinset, setelah
itu diberikan obat Tetrachlor.
BAB III
METODE
PELAKSANAAN
Alat yang digunakan dalam pemeliharaan
No.
|
Nama
|
1
|
Sapu
|
2
|
Nampan
|
3
|
Tempat pakan
|
3
|
Tempat minum
|
4
|
Ember
|
5
|
Pemanas buatan
|
Bahan yang digunakan dalam pemeliharaan
No
|
Nama
|
1
|
DOD jantan
|
2
|
DOD Betina
|
3
|
Pakan
|
4
|
Obat-obatan
|
A.
Persiapan kandang
Ø
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Ø
Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
Ø
Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
Ø
Penerangan kandang diberikan untuk
memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi
bagian-bagian kandang.
Ø Kandang
masa grower sampai finisher disesuaikan dengan
kebutuhan dan kepadatan itik
tersebut.
Ø Pemberian
pakan dan minum
Pakan
diberikan rutin secara adlibitum untuk
itik yang masih berumur 1 minggu. Hal
ini dimaksudkan untuk mengontrol dan menyeragamkan pertumbuhan itik.
Ssedangkan untuk pemberian minum diharuskan selalu
ada di dalam kandang serta harus pula disediakan ember-ember berisi air, hal
ini menyesuaikan kebiasaan itik di tempat hidupnya.
Ø Sanitasi
Sanitasi perlu dilakukan dalam pemeliharaan itik
pedaging, meskipun pemeliharaannya cukup singkat namun sanitasi ini dapat
mengatasi pencemaran lingkungan terutama pencemaran bau kotoran yang dihasilkan
oleh itik tersebut, selain itu sanitasi juga akan mmencegah penyakit berkembang dalam kandang.
Sanitasi ini meliputi pembersihan tempat pakan dan
minum yang dilakukan setiap 1x sehari pagi dan sore serta pembersihan
lingkungan dan kandang yang dilakukan minimal 3 hari sekali. Selain itu alas
litter itik juga harus diperhatikan kelembapannya, jika
sudah terlalu kotor dan daya serap litter sudah berkurang sebaiknya segera
diganti dengan litter yang baru.
Ø
Panen
Panen dilakukan
pada minggu ke 4-5, dengan mempertimbangkan bobot badan, tingkat kesehatan, dan
harga jual pasar pada saat itu. Jika bobot badannya sudah mencapai standar 1,2-1,5
kg/ekor maka sudah layak dilakukan panen. Panen tidak dilakukan serentak namun
bertahap selama beberapa minggu.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pemeliharaan
Pada
saat proses pemeliharaan piket kelompok 4 melaksanakan rutinitas pemberian
pakan dan pencucian tempat minum pada pagi hari sekitar pukul 06.45 pagi dan
sore pukul 16.00 dengan jumlah pakan yang diberikan berupa dedak kasar 6kg/hari. Pemberian pakan dedak kasar
tersebut diberikan karena sudah mendekati masa panen dan ssudah tidak
tersedianya pakan konsentrat. Pelaksanaan piket rutin dilakukan sampai hari ke
4 setelah itu mulai dilakukan pemasaran / penjualan secara serentak.
Pemeliharaan
1 pada tanggal 10 - 17 november 2015
No.
|
Kode
itik
|
BB (gr)
|
1
|
Itik
1
|
573
|
2
|
Itik
2
|
600
|
3
|
Itik
3
|
530
|
4
|
Itik
4
|
648
|
5
|
Itik
5
|
587
|
6
|
Itik
6
|
892
|
|
JumlahBB
3830 gr
|
= 638,33 gr/ekor
|
Ø
jumlah itik awal pemeliharaan 67 ekor.
Ø
jumlah itik yang mati 3 ekor.
Ø
Mortalitas = x 100% = 4,4 %
Ø
Jumlah ahkir 64 ekor.
Ø
Konsumsi pakan per hari 4 kg.
Ø
BB rata – rata 6720 gr.
Pemeliharaan
2 pada tanggal 17 november – 24 desember 2015
Ø
jumlah itik 64 ekor
Ø
jumlah itik yang mati : -
Ø
mortalitas = 0%
Ø
konsumsi pakan per hari 6 kg.
Ø
BB rata – rata 1,09 kg/ekor.
No.
|
Kode
itik
|
BB
(gr)
|
1
|
Itik
1
|
1025
|
2
|
Itik
2
|
1210
|
3
|
Itik
3
|
1230
|
4
|
Itik
4
|
1060
|
5
|
Itik
5
|
1050
|
6
|
Itik
6
|
1020
|
|
Jumlah
BB
|
6,595 = 1,09
kg
|
Pemeliharaan
3 pada tanggal 1 – 8 desember 2015
Ø
Jumlah itik awal 64 ekor.
Ø
Jumlah itik yang mati 3 ekor.
Ø
Mortalitas = x 100% = 4,7 %
Ø
jumlah akhir 62 ekor.
No.
|
Kode
itik
|
BB
(gr)
|
1
|
Itik
1
|
1,085
|
2
|
Itik
2
|
917
|
3
|
Itik
3
|
1,253
|
4
|
Itik
4
|
1,061
|
5
|
Itik
5
|
1,037
|
6
|
Itik
6
|
1,020
|
|
Jumlah
BB
|
6,595 = 1,093
kg
|
Ø
Pemeliharaan
4 pada tanggal 8 desember 2015 – panen
Jumlah itik awal
64 ekor.
Jumlah itik yang
mati 1 ekor.
Mortalitas = x 100% = 1,6 %
jumlah akhir 63
ekor.
Konsumsi pakan
perhari sebelum panen 6 kg/ hari.
Tabel di atas
memperlihatkan bobot rata – rata yang diperoleh dari masing masing pemeliharaan
setiap kelompok berbeda hasilnya.
·
Pada pemeliharaan 1 BB rata – rata 6720
gr/ekor bobot ini cukup namun pada sebagian
itik yang dipelihara terdapat beberapa yang memilki ukuran sangat kecil atau
kerdil, hal ini dapat disebabkan karena faktor genetik atau bisa juga karena
kurangnya nutrisi pada awal masa pemeliharaan sehingga pertumbuhannya
tertinggal dan tidak dapat bersaing dalam mendapatkan pakan. Jumlah itik yang
mati yaitu 3 ekor hal ini diduga karena kurang baiknya manajemen pemeliharaan
karena tidak sesuainya ketepatan waktu
dalam pemberian pakan, dan pergantian sehingga kondisi itik stress.
·
Pada pemeliharaan 2 BB rata – rata 1,09
kg/ekor bobot ini sudah mencapai standar jika dibandingkan pemeliharaan
sebelumnya peningkatannya sudah sangat baik.mortalitas 0% atau tidak terdapat
kematian pada pemeliharaan 2 dikarenakan manajemen pemeliharaannya sudah lebih baik
dari pemeliharaan sebelumnya.
·
Pada pemeliharaan 3 BB rata – rata 1,093
kg/ekor. Jika dibandingkan pada pemeliharaan sebelumnya hanya meningkat 3 gram
saja, tentu pada pemeliharaan ini pencapaian BB tidak sesuai dengan standar
yang sudah mendekati masa panen. Bobot badan yang seharusnya yaitu 1,2 -1,5
kg/ekor. Hal ini diduga karena manajemen pemeliharaannya yang buruk dan
frekuensi pemberian pakan yang kurang teratur. Sehingga BB itik tidak mengalami
penambahan yang signifikan. Jumlah itik yang mati yaitu 3 ekor dari jumlah awal
67 ekor menjadi 64 ekor, kematian ini disebabkan karena manajemen pemeliharaan
itik yang buruk dan menyebabkan itik stress.
·
Pemeliharaan 4 dilakukan hanya beberapa
hari sebelum panen. Pemeliharaan pada fase ini hanya diberikan pakan berupa
dedak kasar yang dicampurkan dengan air, dengan jumlah pemberian 6 kg/hr pagi
dan sore, sehingga BB pada pemeliharaan
ini juga tidak meningkat. Jumlah itik yang mati 1 ekor dikarenakan itik
tersebut memilki ukuran yang lebih kecil dibandingkan itik lainnya sehingga
terjadi persaingan dengan itik yang lain.
B.
Proses
penjualan
Jumlah itik yang dijual
adalah 63 ekor dengan harga pada penjualan pertama dihargai Rp. 30.000 namun
karena BB itik yang dipelihara ukurannya tidak terlalu besar maka harga yang di
tawarkan menjadi Rp. 45.000/2ekor itik. Pemasaran itik pedaging dilakukan
dengan cara menawarkan kepada masyarakat di sekitar Politeknik Negeri Lampung
dengan cara mendatangi setiap rumah warga.
Kendala awal saat pemasaran adalah proses
karkasing , proses pencabutan bulu itik ternyata lebih sulit dan ulet
dibandingkan dengan ayam, jadi banyak waktu yang dihabiskan untuk membersihkan
bulu itik tersebut.
Peminat daging bebek
memang lebih sedikit di kalangan masyarakat umum, dikarenakan harga jual itik
yang tinggi dan tidak terjangkau seperti daging ayam pada umumnya. Namun untuk
beberapa orang penggemar daging itik tidak sungkan membeli bahkan dihabiskan
dengan hanya satu orang.
Setiap
satu ekor itik dijual kembali dengan harga Rp. 30.000 dengan bobot badan 800-1000
gr. Sehingga 1 ekor itik yang terjual
mendapatkan keuntungan Rp. 5.000, 00.
BAB V
PENUTUP
Pemeliharaan itik
pedaging cocok dijadikan usaha peternakan jika dilihat sangat menguntungkan dan
memilki prospek usaha yang bagus karena harga jualnya yang tinggi. Namun untuk
menunjang keberhasilan dalam pemeliharaan itik pedaging sebaiknya managemen pemeliharaannya
juga harus lebih baik dari segi sanitasi yang rutin, pemberian pakan yang
mencukupi standar, dan pergantian alas litter yang rutin. Usaha ini sangat
menjanjikan untuk dijadikan usaha yang berkelanjutan. Selain pemeliharaannya
yang mudah dan tidak menghabiskan banyak waktu itik ini juga termasuk ternak
yang kebal terhadap penyakit. Namun beberapa kendala terdapat pada proses
pemasaran misalnya saat proses karkasing
memerlukan waktu yang lama jika dilakukan manual, dan pemasaran juga kurang
efektif jika dijual ke rumah – rumah, kecuali jika dijual di rumah makan / kedai makanan
kuliner.